Jenis-jenis Dongeng

Dongeng merupakan salah satu karya sastra tradisional dan merupakan salah satu cerita rakyat (flolktale) yang cukup beragam cakupanya bahkan untuk memudahkan penyebutanya, semua cerita lama, termasuk ketiga jenis cerita yang sudah diceritakan di atas sering begitu saja disebut sebagai dongeng. Misalnya, Bawang Merah Bawah Putih, Timun Emas. Dongeng berasal dari kelompok etnis, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia baik yang berasal tradisi lisan maupun yan sejak semula diceritakan secara tertulis.

Istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Dari sudut pandang ini, dongeng dapat dipandang sebagai cerita fantasi walaupun terkesan aneh dan secara logika sebenarnya tidak dapat diterima.

Karena dongeng berisi cerita yang tidak benar-benar terjadi, kemudian berkembang makna dongeng secara metaforis, dongeng sebagai salah satu genre cerita anak tampaknya dapat dikategorikan sebagai salah satu cerita fantasi dan dilihat dari segi panjang cerita biasanya relatif pendek.

Selain itu, pada umumnya dongeng juga tidak terikat oleh waktu dan tempat, dapat terjadi dimana saja, dan tanpa ada pertanggungjawaban pelataran. Kekurangjelasan latar tersebut sudah terlihat sejak cerita dongeng dimulai, yaitu sering mempergunakan kata-kata pembuka penunjuk waktu seperti pada zaman dahulu kala, pada zaman dahulu ketika binatang masih bisa bercakap-cakap seperti halnya manusia.

Ketidakjelasan latar tersebut dapat memberikan kebebasan pembaca (anak) untuk mengembangkan daya fantasinya kemana pun dan kapan pun mau dibawa. Namun bagi orang dewasa, misalnya ingin mengetahui kebenaran dan kepastian untuk memperkirakan munculnya cerita dongeng yang bersangkutan menjadi terhambat. Namun demikian, sebagian dongeng menunjukan latar tertentu yang menyangkut waktu maupun tempat.

Isi dongeng pun bukannya tanpa unsur kebenaran, dalam arti hal-hal yang dikisahkan itu berangkat dari tokoh dan peristiwa yang benar-benar ada dan terjadi. Dilihat dari sudut pandang dongeng menjadi bertumpang tindih dengan legenda. Namun, juga tidak mudah dikenali unsur mana yang merupakan cerita fantasi yang benar-benar ada dan terjadi. Dilihat dari segi penokohan, tokoh-tokoh dongeng pada umumnya terbelah menjadi dua macam yaitu tokoh berkarakter baik dan buruk. Selain itu, dilihat dari unsur karakter tersebut tokoh dongeng umumnya lebih berkarakter sederhana.

Kemunculan dongeng berfungsi untuk memberikan hiburan, dan sebagai sarana mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu. Dongeng juga merupakan suatu bentuk cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di berbagai pelosok masyarakat dunia.

Dongeng dapat kita bagi kepada 2 (dua) bagian besar yaitu :

1. Dongeng klasik
Dongeng klasik termasuk kedalam sastra tradisional (traditional literarture). Dongeng klasik adalah cerita dongeng yang telah muncul sejak zaman dahulu yang telah mewaris secara turun-temurun melalui tradisi lisan.

Dongeng klasik termasuk kedalam sastra tradisional (traditional literarture), sedangkan dongeng modern ke dalam sastra rekaan (composed literature). Dongeng klasik adalah cerita dongeng yang telah muncul sejak zaman dahulu yang telah mewaris secara turun-temurun melalui tradisi lisan. Dongeng modern adalah cerita dongeng yang sengaja ditulis untuk maksud bercerita dan agar tulisanya itu dibaca oleh orang lain.

2. Dongeng modern
Dongeng modern termasuk ke dalam sastra rekaan (composed literature). Dongeng modern adalah cerita dongeng yang sengaja ditulis untuk maksud bercerita dan agar tulisanya itu dibaca oleh orang lain.

Dongeng modern merupakan cerita fantasi modern. Sebagai contoh dari sebuah dongeng modern, cerita-cerita itu sengaja dikreasikan oleh pengarang yang mencantumkan namanya. Oleh karena itu, selain dimaksudkan untuk memberikan cerita menarik dan ajaran moral tertentu, ia juga tampil sebagai sebuah karya seni yang memiliki unsur-unsur keindahan yang antara lain dicapai melalui kemenarikan cerita, penokohan, pengaluran, dan stile.

Cerita-cerita seperti Harry Potter (J.K. Rowling), Lord of the rings (J.R.R.Tolkien), Goosebumps (R.L.Stine), dan buku-buku cerita karya HC. Anderson, dan lain-lain. Contoh untuk karya Indonesia misalnya adalah buku hilangnya ayam bertelur emas (Djokolelono) serta Si Bedog Panjang di Jawa Barat karya dari Ki Umbara.

Semoga bermanfaat, Amin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamin!

Posting Komentar

0 Komentar