Jenis-jenis Sastra Tradisional

Pengertian sastra tradsisonal merupakan suatu bentuk ekspresi masyarakat pada masa lalu yang umumnya disampaikan secara lisan. Manusia selalu berkomunikasi dan berekspresi sebagai salah satu manifestasi eksistensi diri dan kelompok sosialnya. Cerita dan tradisi bercerita sudah dikenal sejak manusia ada di muka bumi ini, jauh sebelum mereka mengenal tulisan. Cerita merupakan sarana penting untuk memahami dunia dan mengekspresikan gagasan, ide-ide dan nilai-nilai. Selain itu sastra juga sebagai sarana penting untuk memahamkan dunia kepada orang lain, menyimpan dan mewariskan gagasan dan nilai-nilai dari generasi ke generasi.

Sastra tradisional dikenal di berbagai belahan dunia, misalnya cerita dari Yunani Klasik, India, Cina, Jepang dan dari berbagai pelosok tanah air Indonesia. Cerita-cerita tradisional dapat berwujud legenda, mitos, fabel, dan berbagai bentuk cerita rakyat yang lain yang sering disebut sebagai folklore, folktale atau sebutan-sebutan kategorisasi lainnya.

Secara umum kesastraan dapat kita bedakan dalam dua kategori, yaitu sastra rekaan (composed literature) dan sastra tradisional (traditional literature). Cerita-cerita tradisional pada umumnya menampilkan tokoh yang bersifat sederhana dan stereotip yang mempresentasikan kualitas sifat kemanusiaan tertentu. Dilihat dari segi alur, cerita tradisional pada umumnya bersifat linear dan hanya menampilkan satu jalinan kisah. Jadi sama halnya dengan penokohan, pengaluran cerita tradisional juga bersifat sederhana. Selain itu di sana-sini di sela-sela alur cerita juga lewat karakter tokoh diselipi dengan pesan-pesan moral dan pandangan tentang kebenaran.

Jenis Sastra Tradisional
Sastra tradisional terdiri dari beberapa jenis seperti mitos, legenda, fabel, cerita rakyat, nyanyian rakyat, dan lain-lain. Pembedaan jenis sastra tradisional tersebut,tidak pernah jelas, karakteristik tertentu yang dipandang membedakan antara satu jenis cerita dan jenis cerita yang lain tidak pasti. Ada unsur ketumpangtindihan karakteristik di antara berbagai jenis sastra tradisional. Misalnya, sesuatu yang dikatakan sebagai mitos di dalamnya juga terdapat hal-hal yang merupakan karakteristik legenda.

Dalam dunia kesastraan, Indonesia dikenal adanya penamaan (istilah) sastra Melayu Lama yang menunjuk pada berbagai jenis sastra rakyat yang dihasilkan oleh masyarakat Melayu. Sastra rakyat Melayu Lama bisa kita bagi ke dalam lima macam, yaitu cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, cerita pelipur lara, dan pantun.

1. Mitos (myths

Hakikat dan kandungan mitos. Mitos (myths) adalah salah satu jenis cerita lama yang sering dikaitkan dengan dewa-dewa atau kekuatan-kekuatan supranatural yang lain melebihi batas-batas kemampuan manusia. Menurut Burhan Nurgiyantoro, dengan menyitir pendapat Lukens, mitos merupakan sesuatu yang diyakini bangsa atau masyarakat tertentu yang pada intinya menghadirkan kekuatan-kekuatan supranatural. Mitos berbicara tentang hubungan manusia dengan dewa-dewa, atau antardewa, dan itu merupakan suatu cara manusia menerima dan menjelaskan keberadaan dirinya yang berada dalam perjuangan tarik-menarik antar kekuatan baik dan jaha.

Mitos juga kerap dikaitkan dengan cerita tentang berbagai peristiwa dan kekuatan, asal-usul tempat, tingkah laku manusia, atau sesuatu yang lain. Ia hadir dengan menampilkan cerita yang menarik, yang mengandung aksi, peristiwa, ber-suspense tinggi dan juga berisi konflik kehidupan.


2. Legenda

Legenda adalah cerita prosa rakyat yang mirip dengan mitos, perbedaan antara mitos dengan legenda tidak pernah jelas. Keduanya sama-sama menampilkan cerita yang menarik dengan tokoh-tokoh yang hebat yang berada di luar batas-batas kemampuan manusia lumrah. Hal yang membedakannya adalah bahwa mitos sering dikaitkan dewa-dewa atau kekuatan supranatural yang luar jangkauan manusia.

Sebaliknya, walau sama-sama menghadirkan tokoh-tokoh yang yang hebat, lagenda tidak mengaitkan tokoh-tokoh itu dengan tokoh, peristiwa, atau tempat-tempat nyata yang mempunyai kebenaran sejarah (lukens, 2003:27). Berbagai cerita yang diangkat menjadi lagenda adalah tokoh dan peristiwa yang memang nyata, ada dan terjadi di dalam sejarah.


3. Cerita Binatang (Fabel)

Cerita binatang (Fabel) adalah salah satu bentuk cerita (tradisional) yang menampilkan binatang sebagai tokoh cerita. Binatang-binatang tersebut dapat berpikir dan berinteraksi layaknya komunitas manusia, juga dengan permasalahan hidup layaknya manusia. Mereka dapat berpikir, berlogika, berberperasaan berbicara, bersikap, bertingkah laku, dan lain-lain sebagaimana halnya manusia dengan bahasa manusia.

Cerita binatang seolah-olah tidak berbeda halnya dengan cerita yang lain, dalam arti cerita dengan tokoh manusia, selain bahwa cerita itu menampilkan tokoh binatang.


4. Dongeng

Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat (flolktale) yang cukup beragam ruang lingkupnya bahkan untuk memudahkan penyebutanya, semua cerita lama, termasuk ketiga jenis cerita yang sudah diceritakan di atas sering begitu saja disebut sebagai dongeng. Misalnya, Bawang Merah Bawah Putih, Timun Emas. Dongeng berasal dari kelompok etnis, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia baik yang berasal tradisi lisan maupun yang sejak semula diceritakan secara tertulis.

Istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Dari sudut pandang ini, dongeng dapat dipandang sebagai cerita fantasi walaupun terkesan aneh dan secara logika sebenarnya tidak dapat diterima. Karena dongeng berisi cerita yang tidak benar-benar terjadi, kemudian berkembang makna dongeng secara metaforis, dongeng sebagai salah satu genre cerita anak tampaknya dapat dikategorikan sebagai salah satu cerita fantasi dan dilihat dari segi panjang cerita biasanya relatif pendek.


5. Cerita Wayang

Bangsa Indonesia memiliki warisan seni budaya yang tinggi nilainya, yaitu berupa cerita wayang. Wayang yang telah melewati berbagai peristiwa sejarah, dari generasi ke generasi, menunjukkan betapa budaya pewayangan telah melekat dan menjadi bagian hidup bangsa Indonesia, khususnya Jawa. Wayang adalah sebuah wiracarita yang berpakem pada karya besar, yaitu Ramayana dan Mahabharata. Teks asli kedua cerita itu ditulis dalam Bahasa Sansekerta. Setelah masuk ke Jawa, kemudian disadur dan disunting ke dalam bahasa Jawa Kuno. Sehingga, jadilah cerita Ramayana dan Mahabharata versi Jawa (Groenendael, via Nurgiyantoro, 1998:25). Kedua karya tersebut merupakan karya master piece dan kini dipandang sebagai kesenian tradisional yang adiluhung.

Cerita wayang telah banyak diwariskan melalui media pertunjukan, terutama pertunjukan wayang kulit. Cerita estetika wayang mula-mula diceritakan secara lisan turun-temurun. Sebagai sebuah karya sastra, cerita wayang mempunyai ciri kesastraan yang dominan, yaitu ciri estetik. Cerita wayang menganut prinsip-prinsip estetika Timur.

6. Nyanyian Rakyat

Nyanyian rakyat adalah salah satu bentuk sastra yang terdiri dari kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan di antara masyarakat tertentu dan berbentuk tradisional serta banyak memiliki varian. Sebaliknya, lagu yang sama sering dipergunakan untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian rakyat yang berbeda.

Nyanyian rakyat memiliki perbedaan dengan nyanyian lainnya, seperti lagu pop atau klasik. Hal ini karena sifat dari nyanyian rakyat yang mudah dapat berubah-ubah, baik bentuk maupun isinya. Sifat tidak kaku ini tidak dimiliki oleh bentuk nyanyian lainnya.


Semoga bermanfaat, Amin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamin!

Posting Komentar

0 Komentar