Mengembangkan Multiple Intelligences melalui Dongeng

Tidak sedikit, orang-tua, guru, dan masyarakat umum yang memandang bahwa kecerdasan hanya dari segi kognitif saja. Paradigma yang dibangun yaitu anak pintar adalah anak yang mendapat nilai tinggi atau mendapat peringkat atas di kelas dalam mata pelajaran tertentu, terutama yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) dan atau Ujian Sekolah (US). Padahal, secara fitrah, manusia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan beragam kemampuan.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Howard Gardner (Harvard Graduate School of Education) bahwa manusia mempunyai delapan buah kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan kecerdasan jamak (multiple intelligences). Kecerdasan itu meliputi kecerdasan bahasa (linguistik), gerak (kinestetik), logis-matematik, gambar (spasial), musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.

Kedelapan kecerdasan tersebut dapat dikembangkan dengan baik melalui pengarahan yang tepat. Pengembangan kecerdasan tersebut dapat dimulai secara maksimal sejak seseorang berusia dini, karena yang seperti kita ketahui bahwa pada masa tersebut merupakan fase perkembangan manusia yang istimewa (the golden age moment). Anak-anak dilahirkan dengan fitrahnya sebagai makhluk yang sangat mencintai bermain (homo ludens).

Plato pada masa 300 SM telah menyatakan bahwa betapa pentingnya bermain bagi dunia anak-anak. Bagi anak-anak, kegiatan belajar, bermain, dan bekerja mempunyai perbedaan yang sangat tipis. Menghentikan anak dari dunia permainan sama seperti menghentikan perkembangan intelektualnya. Selain itu, anak-anak juga merupakan homo fabulans (makhluk penyuka cerita), anak-anak sangat menyukai cerita (dongeng). Hal tersebut terjadi karena seseorang menikmati kata-kata yang ada pada dongeng. Imajinasi mereka bekerja ketika mendengarkan dongeng, hingga memori tersebut tercatat dan tersimpan rapi di benak mereka.

Semakin sering anak bekerja keras menggunakan pikirannya untuk berimajinasi dan berpikir, anak menjadi semakin pintar karena secara biologis saraf sensoris yang membentuk struktur otak manusia akan semakin terasah jika sering digunakan untuk berpikir atau berfantasi. Maka salah satu permainan bernutrisi yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi kecerdasan anak adalah dongeng.

Melalui dongeng, beberapa beberapa kecerdasaan bisa dicover menjadi sebuah cerita indah yang diceritakan pada anak. Secara perlahan, ketika ayah dan bunda mendongeng untuk si buah hati, sebetulnya ayah dan bunda sedang mengajarkan nilai moral, sosial, edukasi, dan identifikasi bahasa sehingga potensi-potensi anak akan tercapai secara maksimal atau secara optimal.

Semoga bermanfaat, Amin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamin!


Sumber:
- kemdikbud.go.id

Posting Komentar

0 Komentar