Cerita rakyat sebagai bagian dari foklore dapat dikatakan menyimpan sejumlah informasi sistem budaya seperti filosofi, nilai, norma, perilaku masyarakat.
Dalam Cerita Malin Kundang dan cerita Batu yang Menangis bertemakan tentang anak yang durhaka karena tidak mengakui pada orang tuanya. Hal ini mengajarkan bahwa seorang anak tidak boleh berani bahkan tidak mengakui ibunya meskipun sudah kaya atau berparas cantik.
Selain itu, dalam cerita Legenda Asal Mula Kalimas mengajarkan kepatuhan seorang patih kepada rajanya, Asal Mula Upacara Kasada, dan Lembusura mengajarkan rela berkorban, ajaran tentang kejujuran tersirat dalam cerita Joko Dolog. Apabila digali lebih jauh sebenarnya cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral.
Apabila cerita rakyat itu dikaji dari sisi nilai moral, maka dapat dipilah adanya nilai moral individual, nilai moral sosial, dan nilai moral religi.
Adapun nilai-nilai moral individual, meliputi:
1. kepatuhan,
2. pemberani,
3. rela berkorban,
4. jujur,
5. adil dan bijaksana,
6. menghormati dan menghargai,
7. bekerja keras,
8. menepati janji,
9. tahu Balas Budi,
10. baik budi pekerti,
11. rendah hati, dan
12. hati-hati dalam bertindak.
Sedangkan nilai-nilai moral sosial, meliputi:
1. bekerjasama,
2. suka menolong,
3. kasih sayang,
4. kerukunan,
5. suka memberi nasihat,
6. peduli nasib orang lain, dan
7. suka mendoakan orang lain.
Nilai-nilai moral religi, meliputi:
1. Percaya Kekuasaan Tuhan,
2. Percaya Adanya Tuhan,
3. Berserah Diri kepada Tuhan/Bertawakal, dan
4. Memohon Ampun kepada Tuhan.
Dalam cerita rakyat banyak terkandung budi pekerti yang dapat dipetik nilainya. Budi pekerti dalam cerita rakyat dapat dilihat dari sisi nilai moral yang ada dalam cerita. Nilai moral tersebut antara lain, moral individu, moral sosial, dan moral religi. Nilai moral yang ada dalam cerita dapat dijadikan sebagai ajaran maupun pedoman manusia dalam menjalani hidupnya. Adanya kejujuran, kepatuhan, rela berkorban, kerukunan, bekerjasama, suka menolong, percaya adanya Tuhan, berserah diri, memohon ampun merupakan sikap terkait budi pekerti luhur yang seharusnya dimiliki oleh manusia.
Budi pekerti yang luhur yang ada dalam cerita rakyat tersebut perlu diajarkan kepada anak. Hal itu penting untuk diajarkan agar anak memahami etika tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat yang mengandung nilai luhur tersebut perlu dilestarikan agar tidak hilang. Cerita rakyat yang merupakan salah satu tradisi lisan ini perlu disampaikan secara turun temurun pada generasi berikutnya agar cerita ini tetap hidup di masyarakat. Cerita rakyat merupakan salah satu potensi budaya lokal yang perlu dijaga bersama.
Semoga bermanfaat, Amin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamin!
Dalam Cerita Malin Kundang dan cerita Batu yang Menangis bertemakan tentang anak yang durhaka karena tidak mengakui pada orang tuanya. Hal ini mengajarkan bahwa seorang anak tidak boleh berani bahkan tidak mengakui ibunya meskipun sudah kaya atau berparas cantik.
Selain itu, dalam cerita Legenda Asal Mula Kalimas mengajarkan kepatuhan seorang patih kepada rajanya, Asal Mula Upacara Kasada, dan Lembusura mengajarkan rela berkorban, ajaran tentang kejujuran tersirat dalam cerita Joko Dolog. Apabila digali lebih jauh sebenarnya cerita rakyat mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam masyarakat pendukungnya. Dalam cerita rakyat mengandung nilai luhur bangsa terutama nilai-nilai budi pekerti maupun ajaran moral.
Apabila cerita rakyat itu dikaji dari sisi nilai moral, maka dapat dipilah adanya nilai moral individual, nilai moral sosial, dan nilai moral religi.
Adapun nilai-nilai moral individual, meliputi:
1. kepatuhan,
2. pemberani,
3. rela berkorban,
4. jujur,
5. adil dan bijaksana,
6. menghormati dan menghargai,
7. bekerja keras,
8. menepati janji,
9. tahu Balas Budi,
10. baik budi pekerti,
11. rendah hati, dan
12. hati-hati dalam bertindak.
Sedangkan nilai-nilai moral sosial, meliputi:
1. bekerjasama,
2. suka menolong,
3. kasih sayang,
4. kerukunan,
5. suka memberi nasihat,
6. peduli nasib orang lain, dan
7. suka mendoakan orang lain.
Nilai-nilai moral religi, meliputi:
1. Percaya Kekuasaan Tuhan,
2. Percaya Adanya Tuhan,
3. Berserah Diri kepada Tuhan/Bertawakal, dan
4. Memohon Ampun kepada Tuhan.
Dalam cerita rakyat banyak terkandung budi pekerti yang dapat dipetik nilainya. Budi pekerti dalam cerita rakyat dapat dilihat dari sisi nilai moral yang ada dalam cerita. Nilai moral tersebut antara lain, moral individu, moral sosial, dan moral religi. Nilai moral yang ada dalam cerita dapat dijadikan sebagai ajaran maupun pedoman manusia dalam menjalani hidupnya. Adanya kejujuran, kepatuhan, rela berkorban, kerukunan, bekerjasama, suka menolong, percaya adanya Tuhan, berserah diri, memohon ampun merupakan sikap terkait budi pekerti luhur yang seharusnya dimiliki oleh manusia.
Budi pekerti yang luhur yang ada dalam cerita rakyat tersebut perlu diajarkan kepada anak. Hal itu penting untuk diajarkan agar anak memahami etika tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat yang mengandung nilai luhur tersebut perlu dilestarikan agar tidak hilang. Cerita rakyat yang merupakan salah satu tradisi lisan ini perlu disampaikan secara turun temurun pada generasi berikutnya agar cerita ini tetap hidup di masyarakat. Cerita rakyat merupakan salah satu potensi budaya lokal yang perlu dijaga bersama.
Semoga bermanfaat, Amin Ya Alloh Ya Robbal 'Alamin!
0 Komentar